Category:

Plesiran

Jejak Sang Pencinta Sejati di Bursa

March 2, 2019·3 min read
Jejak Sang Pencinta Sejati di Bursa

Dalam kehidupan kita, banyak sekali hal-hal yang dapat kita lakukan untuk sekedar melarikan diri dari penatnya rutinitas yang kita jalani sehari-hari. Setiap orang memiliki pilihannya masing-masing untuk mencari kesenangan. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah travelling. Selain mengasyikkan, banyak hal yang dapat kita ambil dan pelajari dari travelling terutama jika kita berkunjung ke tempat-tempat yang kaya akan sejarah.

Seperti yang telah kita ketahui, Bursa merupakan ibu kota pertama kekaisaran Ottoman setelah direbut oleh Orhan Gazi dari kekaisaran sebelumnya, yaitu Kekaisaran Byzantium. Nama Bursa sendiri diambil dari nama penguasa sebelumnya yaitu Kaisar Prusias dari Bythnia dan kota ini diberi nama Prusa yang sekarang berubah menjadi Bursa. Sebagai salah satukota yang menyimpan banyak peninggalan sejarah di dalamnya, tentu saja banyak sekali tempat-tempat yang dapat kita kunjungi sekaligus mengenang kembali aroma kehidupan pada masa kekaisaran Ottoman.“Telah tiba saatnya kuraih kesejatian hidup; dan aku bergerak, berderap, menuju kemurnian“. Syair diatas merupakan kutipan dalam karya Maulana Jalaluddin Rumi yang berjudul Divan-i Syamsi Tabriz. Nama Jalaluddin Rumi tentu tidak asing di telinga kita bukan ? Terlebih bagi yang menyukai syair dan puisi islami tentu mengenal tokoh sufi sekaligus penyair yang karyanya telah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa dan dinikmati di berbagai belahan dunia ini.

Mendengar nama Maulana Jalaluddin Rumi, hal yang langsung terbesit di kepala kita adalah Sema dansı (Whirling Dervishes) atau yang kita kenal sebagai Tari Sufi. Tarian Sufi ini dikenalkan oleh tarekat Mawlawiyah yang didirikan oleh Jalaluddin Rumi. Dalam tarian ini irama musiknya adalah sebagai media untuk jadzab bagi para penarinya . Jadzab adalah suatu istilah dalam dunia tasawuf yang berarti suatu keadaan di luar kesadaran dimana seseorang mampu menyingkap dengan nyata sifat-sifat Allah dan mampu merasakan hal tersebut.

Ketika menari, para penari melakukan gerakan memutar berlawanan dengan arah jarum jam dan diiringi oleh syair-syair Rumi beserta ratapan dawai yang mengiringinya. Proses tersebut merupakan pengakuan keberadaanTuhan dan penyatuaannya dengan penciptanya. Nah, di Bursa kita juga bias menyaksikan secara langsung pertunjukan tari Sema ini. Tepatnya di Karabaş-ı Veli Dergahı Kültür Merkezi yang berada di Maksem Mahallesi, 5. Çardak Sk. No:2/1, 16040 Osmangazi / Bursa.

Karabaş-ı Veli Dergahı Kültür Merkezi

Bangunan ini telah berdiri sekitar 450 tahun lamanya. Pada masa awalnya digunakan untukmempelajari tarekat halwatiyah dan kini digunakan untuk tarekat Mawlawiyah. Di sisi kanannya terdapat makam-makam dari para wali pendahulu. Didalamnya juga terdapat perpustakaan mini serta ruang tamu untuk tamutamu penting. Di ini tarian sufi juga ditarikan oleh penari dari berbagai usia. Mereka mempelajari tarian ini selama 3 sampai 4 bulan. Pertunjukan tari sufi diadakan setiap malam dan dimulai dari pukul 21.00 serta berlangsung selama setengah jam. Penonton laki-laki di lantai bawah dan perempuan di lantai atas.

Penonton juga dapat meminum teh sepuasnya dengan gratis di tempat ini. Bagaimana Sobat YA? Pasti asyikkan mengunjungi tempat baru sekaligus mempelajari sejarahnya? Jadi, sekali merengkuh dayung, dua, tiga pulau terlampaui. Kita juga dapat mengambil hikmah dari setiap sejarah yang kita pelajari serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi manusia yang selalu emperbaiki diri dan bias menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. [khf]

Ya!Magz

Ya! Magazine 2024. All rights reserved.

INSTAGRAMPPI BURSA

READ

ArticlesMagazinesAuthors

CONTACT US