Category:

Knowledge Center

Bahaya Kemalasan Sosial dalam Kelompok Beserta Penyebabnya

February 7, 2022·4 min read
Bahaya Kemalasan Sosial dalam Kelompok Beserta Penyebabnya

Dalam sebuah tim atau kelompok, pernah gak sih kamu merasa kalau tidak semua anggota di dalam kelompok melakukan pekerjaan atau usaha yang sama? Ada yang rajin, ada yang malas, ada yang pencitraan, sampai ada juga yang ada-ada aja tingkahnya. Seakan-akan beban dalam kelompok ini hanya digendong oleh sedikit orang yang rajin saja.

Nah, fenomena tersebut ternyata sudah pernah diteliti pada tahun 1913 oleh seorang profesor di bidang pertanian yang juga ilmuwan psikologi bernama Max Ringelmann, yang dikenal dengan istilah “social loafing”.

Social loafing yang artinya kemalasan sosial, adalah suatu kondisi di mana kecenderungan individu untuk mengurangi motivasi dan usaha saat bekerja dalam kelompok atau secara kolektif dibandingkan dengan saat bekerja seorang diri. Mereka menurunkan usaha karena yakin tugas tersebut juga dikerjakan oleh orang lain.

Kamu yang pernah dengan sengaja atau tidak sengaja ikut suatu kelompok, entah itu kelompok untuk mengerjakan tugas sekolah atau kelompok di organisasi, pasti pernah mengalami fenomena psikologis ini secara langsung. Ketika sedang berada dalam kelompok, biasanya tidak semua anggota akan melakukan kinerja yang sama besarnya satu dengan lainnya. Dan untuk kamu yang pernah memimpin sebuah kelompok, kemungkinan besar pasti pernah merasa frustasi karena kurangnya upaya yang kadang-kadang dilakukan oleh anggota kelompok.

Hal ini bisa terjadi karena beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Ekspektasi
    Ekosistem dalam sebuah kelompok akan membentuk bagaimana ekspektasi hasil akhirnya kelak. Ketika seseorang merasakan ada penurunan kinerja dari anggota dalam kelompok, akan ada individu lain yang juga akan menurunkan kinerjanya karena merasa tidak ingin mengambil bagian kerja lebih banyak dalam kelompok.
    Ekosistem dalam sebuah kelompok akan membentuk bagaimana ekspektasi hasil akhirnya kelak. Ketika seseorang merasakan ada penurunan kinerja dari anggota dalam kelompok, akan ada individu lain yang juga akan menurunkan kinerjanya karena merasa tidak ingin mengambil bagian kerja lebih banyak dalam kelompok.
    Di sisi lain, ketika seseorang berada satu kelompok dengan anggota yang memiliki reputasi kinerja baik dan terkenal dengan banyak prestasi. Ada kemungkinan individu lain akan merasa bahwa pada akhirnya pekerjaan akan rampung di tangan mereka tanpa perlu terlalu banyak menyumbangkan kontribusi.

  2. Jumlah anggota kelompok
    Dalam kelompok yang memiliki jumlah anggota lebih sedikit, orang-orang akan lebih merasa memiliki peran yang jelas dan sama pentingnya dengan anggota kelompok lain. Dengan begitu, setiap individu dalam kelompok cenderung akan memberikan kontribusi lebih banyak.
    Namun sebaliknya pada kelompok yang memiliki anggota lebih banyak. Pembagian kerja akan lebih sedikit dan menimbulkan kurangnya kontribusi dari beberapa individu. Mereka akan berpikir bahwa upaya darinya tidak akan berdampak besar pada hasil akhirnya kelak.

  3. Motivasi
    Motivasi merupakan salah satu faktor utama terjadinya social loafing. Hal ini terjadi pada seseorang yang tidak memiliki motivasi dan tujuan yang jelas saat masuk ke dalam kelompok.
    Ditambah lagi jika orang tersebut cenderung pemalu dan inferior. Ia akan merasa bahwa orang lain memiliki kemampuan lebih baik daripada dirinya untuk menyelesaikan tugas dalam kelompok tersebut. Sehingga, meskipun ia diberikan tugas yang lebih ringan, ia tetap tidak akan menyelesaikannya dengan upaya yang maksimal.

  4. Pembagian tugas dan tanggung jawab
    Sebelum pekerjaan dimulai, ketua dalam kelompok harus bisa menjelaskan tugas dan tujuan yang akan dituju secara jelas. Ketidakjelasan penyampaian tugas akan memberikan peluang kepada anggota untuk cenderung bermalas-malasan dan mengurangi kinerjanya.
    Namun jika tugas dan kewajiban tiap-tiap individu dalam kelompok bisa dijabarkan dan dituangkan dalam bentuk yang lebih jelas, maka kemungkinan terjadi perilaku social loafing dalam kelompok akan bisa lebih berkurang. Ini terjadi karena masing-masing anggota akan memberikan kontribusinya sesuai dengan uraian pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Setelah kita sama-sama menyadari akan adanya social loafing, bukan berarti memberikan pengertian bahwa bekerja dalam kelompok itu tidak baik. Melainkan untuk sama-sama menumbuhkan rasa kesadaran diri agar bisa memberikan kontribusi lebih baik dalam kelompok dan tidak mengandalkan anggota lain di dalamnya.

Kegiatan berkelompok tidak akan pernah dapat terhindari, karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial yang pasti akan terus membutuhkan kerja sama serta interaksi sosial lainnya. Oleh karena itu di manapun kalian berada, jangan pernah jadi beban kelompok, ya! [shb]

Saya akan tutup tulisan ini dengan satu kata mutiara dari seorang pelatih basket dari era ‘90-an.
“The strength of the team is each individual member. The strength of each member is the team.”
-Phill Jackson

Referensi
Cherry, Kendra. (2020, Mei 04) How Social Loafing is Studied in Psychology. Diambil dari: How Social Loafing Is Studied in Psychology (verywellmind.com)
Dhista, Sabian ray. (2021, Desember 01) Social Loafing dan 5 Faktor Penyebab Seseorang Gagal dalam Kerja Tim. Diambil dari: Social Loafing dan 5 Faktor Penyebab Seseorang Gagal dalam Kerja Tim - Semua Halaman - Sonora.id
Putri, Zanira Rifda Rifani. (2021, November 17) Social Loafing: Fenomena Seseorang Melakukan Less Effort dalam Kelompok. Diambil dari: Social Loafing: Fenomena Seseorang Melakukan Less Effort dalam Kelompok | kumparan.com

Ya!Magz

Ya! Magazine 2024. All rights reserved.

INSTAGRAMPPI BURSA

READ

ArticlesMagazinesAuthors

CONTACT US